Kamis, 11 Maret 2010

Manajemen Strategis BAB 1

Tujuan:
1. Menjelaskan konsep manajemen strategis
2. Menjelaskan bagaimana keputusan strategis berbeda dengan keputusan lain yang dibuat oleh manajer
3. Menyebutkan manfaat dan resiko dari pendekatan partisipatif dalam pengambilan keputusan strategis
4. Memahami jenis-jenis keputusan strategis yang merupakan tanggung jawab para manajer di tingkatan yang berbeda dalam perusahaan
5. Menghargai pentingnya manajemen strategis sebagai suatu prses
6. Memberikan contoh-contoh keputusan strategis yang baru-baru ini dibuat oleh perusahaan

A. Sifat dan Nilai Manajemen Strategis
Mengelola aktivitas internal perusahaan hanya merupakan sebagian dari tanggung jawab eksekutif saat ini. Eksekutif modern juga harus menanggapi bebagai tantangan yang berasal sari lingkungan eksternal perusahaan, baik yang jauh maupun yang dekat. Untuk menangani segala sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan secara efekktif, eksekutif menggunakan proses manajemen yang menurut mereka dapat berfungsi secara optimal di lingkungan yang kompetitif dengan memaksimalkan antisipasi terhadap perubahan lingkunan serta permintaan internal kompetitif yang tidak terduga.
Manajemen Strategis didefiniskan sebagai satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan. Manajemen strategis terdiri dari sembilan tugas penting:
1. Merumuskan misi perusahaan termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, filosopi, dan sasaran perusahaan
2. Melakukan suatu analisa yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal perusahaan
3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan termasuk faktor persaingan dan faktor kontekstual umum lainnya
4. Menganalisis pilihan-pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal
5. Mengidentifikasikan pilihan paling menguntngkan dengan cara mengevaluasi setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan
6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut
7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan
8. Mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber daya yang dianggarkan dimana penyesuaian antara tugas kerja,manusia, struktur, teknologi dan sistem penghargaan ditekankan
9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan keputusan di masa mendatang
Sebagaimana diindikasikan oleh kesembilan tugas tersebut, manajemen strategis mencakup perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian atas keputusan dan tindakan terkait strategis perusahaan. Strategi bagi para manajer adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan.
B. Prinsip Manajemen Strategis
Prinsip dari Manajemen Strategis adalah:
• Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai perusahaan
• Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif
• Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi
• Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundang-undangan yang berlaku
C. Dimensi Keputusan Strategis
Dari keputusan-keputusan yang dihadapi oleh suatu usaha, manakah yang bersifat strategis dan oleh karenanya perlu mendapatkan perhatian dari manajemen strategis? Umumnya masalah strategis memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut:
1. Masalah strategis memerlukan keputusan manajemen puncak
Karena kaputusan strategis mencakup berbagai bisang operasi suatu perusahaan,maka keputusan ini memerlukan keterlibatan manajemen puncak. Biasanya hanya manajemen puncak yang memiliki perspektif yang dibutuhkan untuk memahami implikasi implikasi luas dari keputusan tersebut dan wewenang untuk menyetujui alokasi sumber daya yang diperlukan.

2. Masalah strategis memerlukan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar
Keputusan strategis melibatkan alokasi yang substansial atas sumber daya manusia, aset fisik, atau dana yang harus dialihkan dari sumber-sumber internal atau diperoleh dari luar perusahaan. Keputusan-keputusan tersebut membuat perusahaan memiliki komitmen terhadap tindakan-tindakan selama periode waktu yang cukup panjang.

3. Masalah strategis sering kali mempengaruhi kesejahteraan jangka panjang perusahaan
Keputusan strategis biasanya membuat perusahaan memiliki komitmen dalam jangka waktu panjang, yang umumnya adalah lima tahun. Ketika perusahaan telah membuat komitmen untuk strategi tertentu, citra dan keunggulan kompetitifya biasanya terkait dengan strategi tersebut.

4. Masalah strategis berorientasi masa depan
Keputusan strategis dibuat berdasarkan apa yang diprediksi oleh manajer, bukan berdasarkan apa yang mereka ketahui. Dalam keputusan-keputusan semacam itu, penekanan terutama ditempatkan pada pengembangan proyeksi yang akan memungkinkan perusahaan memilih pilihan strategi yang paling menjanjikan. Dalam lingkungan perdagangan bebas yang bergolak dan kompetitif, suatu perusahaan hanya akan berhasil jika mengambil tindakan yang proaktif terhadapa perubahan.

5. Masalah strategis biasanya memiliki konsekuensi multifungsi dan multibisnis
Keputusan strategis memiliki implikasi yang rumit terhadap hampir seluruh bidang perusahaan. Keputusan mengenai hal-hal seperti bauran konsumen, penekanan kompetitif, atau struktur organisasi umumbya melibatkan sejumlah unit bisnis strategis (SBU), divisi atau unit program perusahaan.

6. Masalah strategis memerlukan pertimbangan atas lingkungan eksternal perusahaan
Seluruh perusahaan bisnis beroperasi salam sistem terbuka. Perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi-kondisi eksternal yang sebagian besar berada di luar kendali perusahaan. Oleh karena itu, agar berhasil menempatan perusahaan dalam situasi yang kompetitif,para manajer strategis harus melampaui operasinya. Mereka harus mempertimbangkan tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan oleh pihak-pihak lain yang relevan.

D. Tiga Tingkatan Strategis
Hirarki pengambilan keputusan dari suatu perusahaan umumnya terdiri atas tiga tingkatan. Tingkat korporasi, yang terutama terdiri atas dewan komisaris, eksekutif puncak, dan direktur administratif, berada di puncak hierarki. Mereka bertanggung jawab atas kinerja keuangan serta pencapaian tujuan non keuangan perusahaan, seperti mempertahan citra perusahaan dan memenuhi tanggung jawab sosialnya.Sebagian besar sikap pada tingkat korporasimencerminkan pandangan pemegang saham dan masyarakat secara luas.
Bagian tengah dari hirarki keputusan adalah tingkat bisnis, yang terutama terdiri dari manajer bisnis dan korporasi.para manajer ini menerjemahkan pernyataan arah dan maksud yang dirumuskan pada tingkat korporasi menjadi tujuan dan strategi yang nyata bagi setiap divisi bisnis individual, atau SBU.
Bagian paling bawah dari hierarki pengambilan keputusan adalah tingkat fungsional yang teruatama terdiri atas manajer produk, manajer geografis atau manajer area fugsional.Mereka mengembangkan tujuan tahunan serta strategi jangka pendek untuk bidang-bidang seperti produksi, operasi, penelitian dan pengembangan.
A. Proses Manajemen Strategis
Manajemen Strategis sebagai suatu proses
Memandang manajemen strategis sebagai suatu proses memiliki beberapa implikasi penting.
• Pertama, perubahan pada suatu komponen akan mempengaruhi beberapa atau seluruh komponen lainnya.
• Kedua, dari memandang manajemen strategis sebagai prosesadalah bahwa perumusan dan implementasi strtaegi dilakukan secara berurutan. Proses ini dimulai dengan pengembangan atau evaluasi kembali atas misi perusahaan.
• Ketiga, dari memandang strategis sebagai proses adalah perlunya umpan balik dari pelembagaan, tinjauan, dan evaluasi samapai tahapawal proses
• Keempat, dari memandang manajemen strategis sebagai proses adalah kebutuhan untuk menanggapi manajemen strategis sebagai sistem yang dinamis
Gambar 1.2 menyajikan model manajemen strategis.
B. Manfaat Manajemen Strategis
Dengan pendekatan manajemen strategis, manajer pada semua tingkatan perusahaan berinteraksi dalam perencanaan dan implementasinya. Beberapa dampak perilaku manajemen strategis meningkatkan kesejahteraan perusahaan:
1. Aktivitas formulasi strategi memperkuat kemampuan perusahaan untuk mencegah timbulnya masalah. Manajer mendorong bawahannya untuk memerhatikan perencanaan akan terbantu dalam mengawasi dan mempresiksi tanggung jawab oleh bawahannya yang mengetahui perlunya perencanaan strategis
2. Keputusan strategis berbasis kelompok kemugkinan besar akan diambil dari alternative terbaik yang tersedia. Proses manajemen strategis menghasilkan keputusan yang lebih baik karena interaksi kelompok menghasilkan keputusan yang lebih baik karena interaksi kelompok menghasilkan variasi strategis yang lebih banyak dan prediksi yang didasarkan pada sudut pandang khusus dari anggota-anggota kelompok meningkatkan proses penyaringan pilihan
3. Keterlibatan karyawan dalam formulasi strategi meningkatkan pemahaman mereka mengenai hubungan antara produktivitas dengan imbalan pada setiap rencana strategis, sehingga hal ini akan meningkatkan motivasi mereka
4. Kesenjangan aktivitas antar individu dan kelompok akan berkurang karena partisipasi dalam formula strategi mengklarifikasi perbedaan peran
5. Resistensi terhadap perubahan akan berkurang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar